
amazingjogja.com – PSIM Yogyakarta baru saja mencatat sejarah penting dengan berhasil promosi ke Liga 1 2025/2026 setelah menjuarai Liga 2 musim 2024/2025.
Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh elemen tim, mulai dari pemain yang tampil konsisten, pelatih yang meracik strategi jitu, hingga dukungan luar biasa dari suporter yang tak pernah padam. Euforia kemenangan ini dirasakan oleh seluruh pendukung PSIM yang telah lama menantikan momen bersejarah ini.
Namun, perjuangan PSIM tidak berhenti di sini. Mereka masih menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan diri untuk Liga 1, salah satunya adalah kelayakan Stadion Mandala Krida sebagai homebase. Stadion kebanggaan masyarakat Yogyakarta ini harus memenuhi berbagai standar infrastruktur agar dapat digunakan sebagai kandang PSIM di kompetisi kasta tertinggi.
Manajemen dan pihak terkait kini tengah berupaya mencari solusi terbaik agar PSIM dapat tetap bermain di kota asalnya tanpa harus berpindah ke stadion lain.
Peran Sunni Hizbullah dalam Kesuksesan PSIM Yogyakarta
Salah satu figur penting dalam kesuksesan PSIM Yogyakarta musim ini adalah sang kapten, Sunni Hizbullah. Pemain yang berposisi sebagai bek tengah ini mengungkapkan bahwa membawa PSIM ke Liga 1 adalah cita-citanya sejak lama.
“Saya senang banget, ini cita-cita saya sejak lama. Karena dulu waktu gabung pertama kali di PSIM ingin membawa PSIM ini promosi ke Liga 1 dan kemarin Alhamdulillah promosi ke Liga 1 juga dilengkapi dengan juara. Menurut saya itu luar biasa sekali,” ujar Sunni.
Sunni sendiri telah beberapa kali membela PSIM Yogyakarta dalam kariernya. Setelah bermain di beberapa klub seperti PSCS Cilacap dan Persiba Balikpapan, ia kembali ke PSIM pada musim 2020 hingga 2023, sempat hijrah ke Bekasi City FC pada musim 2023/2024, dan akhirnya kembali memperkuat Laskar Mataram di Liga 2 2024/2025.
Awalnya, Sunni bukanlah pilihan utama di lini pertahanan PSIM. Namun, cedera yang dialami Rendra Teddy serta pergantian pelatih membuatnya mendapat kepercayaan lebih. Sunni membayar kepercayaan tersebut dengan performa solid sepanjang musim, mencatatkan 13 penampilan dan mencetak satu gol.
Keberhasilan PSIM Yogyakarta tidak lepas dari kebersamaan dan semangat juang tim. Sunni menekankan bahwa hubungan antara pemain inti dan pelapis sangat erat, tanpa ada jarak yang mencolok. Selain itu, dukungan penuh dari suporter setia PSIM juga menjadi faktor krusial dalam perjalanan mereka menuju Liga 1.
Meski telah membawa PSIM promosi, masa depan Sunni di klub ini masih belum jelas. Hingga kini, belum ada pembicaraan resmi dengan manajemen terkait kelanjutan kontraknya. Namun, Sunni menyatakan keinginannya untuk tetap bertahan dan berjuang bersama PSIM di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Tantangan Homebase: Mandala Krida dan Standarisasi Liga 1
Kesuksesan promosi ke Liga 1 membawa tantangan baru bagi PSIM Yogyakarta, terutama terkait homebase mereka di Stadion Mandala Krida. Stadion kebanggaan warga Yogyakarta ini belum sepenuhnya memenuhi standar Liga 1, terutama dalam aspek penerangan (lampu stadion) dan fasilitas single seat.
Manajemen PSIM Yogyakarta telah membuka komunikasi dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk memahami persyaratan yang harus dipenuhi agar Mandala Krida bisa tetap digunakan sebagai kandang mereka. Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) PSIM Yogyakarta, Wendy Umar Senoaji, menyatakan bahwa syarat utama yang harus dipenuhi adalah pemasangan lampu yang sesuai standar dan penambahan single seat secara bertahap.
“Single seat itu tidak harus langsung menyeluruh, tetapi bisa dilakukan secara parsial dan berprogres. Misalnya, di awal hanya di tribun barat dan timur, kemudian secara bertahap ditambah lagi ke tribun lainnya,” jelas Wendy.
Saat ini, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY belum menganggarkan dana untuk renovasi Stadion Mandala Krida. Namun, mereka membuka peluang bagi investor swasta untuk berkontribusi dalam peningkatan fasilitas stadion. Manajemen PSIM pun sedang berusaha mencari investor yang tertarik untuk berinvestasi di stadion ini.
Animo penonton yang tinggi di laga kandang PSIM di Liga 2 menjadi salah satu daya tarik bagi calon investor. Dengan basis suporter yang besar dan loyal, Mandala Krida memiliki potensi besar sebagai venue yang menguntungkan bagi bisnis olahraga. Wendy berharap kondisi ini dapat menarik minat investor untuk membantu memenuhi standar stadion agar PSIM bisa tetap berkandang di Yogyakarta.
Meski belum ada kepastian apakah PSIM bisa langsung bermarkas di Mandala Krida pada awal musim Liga 1, manajemen terus mengupayakan agar stadion ini bisa menjadi homebase mereka dalam jangka panjang. Wendy memastikan bahwa progres menuju pemenuhan standar tetap berjalan, sehingga harapan suporter untuk melihat PSIM bermain di kandang sendiri tetap terjaga.
Tantangan PSIM di Liga 1
Selain persoalan homebase, PSIM Yogyakarta juga harus mempersiapkan diri menghadapi persaingan ketat di Liga 1. Sunni Hizbullah menegaskan bahwa kompetisi di kasta tertinggi jauh lebih berat dibandingkan Liga 2. Oleh karena itu, PSIM perlu melakukan persiapan matang, baik dari segi strategi, komposisi pemain, maupun kesiapan mental bertanding.
Keberhasilan promosi ke Liga 1 adalah pencapaian besar bagi PSIM Yogyakarta. Namun, perjalanan mereka belum berakhir. Dengan tantangan baru yang menanti, mulai dari standarisasi stadion hingga persaingan di liga utama, PSIM harus terus berbenah agar dapat bertahan dan bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Suporter dan seluruh elemen tim tentu berharap PSIM dapat menunjukkan performa terbaik dan tetap eksis di Liga 1 dalam waktu yang lama.